Senin, 29 Juni 2015

Banana Ice untuk berbuka



Pisang adalah buah yang sering dibuat dalam campuran minuman. Bila biasanya pisang selalu diolah dengan cara digoreng maupun dibuat kolak, nyatanya pisang juga bisa dijadikan minuman segar
Tambahkan kelapa muda, nangka, serta gula pasir sebagai pemanisnya. Minuman ini sangat tepat disajikan saat musim panas tiba. Maka cobalah Cara membuat minuman dari pisang campur santan yang menyegarkan dan menyehatkan ini.
Cara membuat minuman pisang dengan santan

Bahan yang dibutuhkan :
* 500 ml santan
* 1000 gr gula pasir
* 1 sdt garam
* 200 gr daging kelapa muda
* 5 buah nangka, iris tipis memanjang
* 3 sdm wijen putih, untuk taburan
* Es batu secukupnya

Caranya :
Rebus pisang hingga matang, potong-potong. Campur santan dengan gula, dan garam, lalu masak hingga gula larut, masukkan pisang. Teruskan memasak hingga santan meresap ke pisang. Masukkan daging buah kelapa, aduk rata.Angkat, dinginkan.
Sajikan dalam mangkuk, taburi potongan nangka dan wijen. 
Beri es batu, Banana ice yang segar siap si eksekusi untuk berbuka puasa :-)

Salido Beach

Pantai Salido dari atas
Pesisir selatan ternyata kaya dengan keindahan alamnya, selain Pantai Carocok dan Mandeh ada destinasi yang menarik untuk di kunjungi yaitu Pantai salido.
Pantai salido terletak di Kenagarian Salido, bersebelahan dengan Pantai Carocok. pantai yangsangat alami ini memiliki hamparan pasir putih yang sangat panjang. Konon, Salido berasal dari kata Sun Lay Da, yang berarti hamparan pasir untuk berjemur (Karangan penulis, hehehehehehe)
Selain memiliki hamparan pasir putih yang panjang, pantai ini juga merupakan tempat mendaratnya paralayang yang meluncur dariBukik Langkisau.
Landing Paralayang

Destinasi wisata ini terletak sekitar 1 km dari jalan nasional berada di kaki Bukit Langkisau. Fasilitas penginapan sudah tersedia.restoran dan rumah makan. Untuk transportasinya juga sudah lancar. Akses lancar setelah Pemkab Pessel membangun pembangunan jalan  lingkar  dari Salido  yang bakal tembus ke Pantai Carocok Painan.
"Jalan baru aspal hot mick tersebut memberikan kemudahan bagi masyarakat mengunjung kawasan objekwisata tersebut dengan mengunakan kendaraan, setidaknya sekitar 200 orang per-hari masyarakat yang datang dari berbagai dari daerah menyempatkan diri datang ke lokasi tersebut," kata Nasrul Abit, Bupati Pesisir Selatan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Pessel  H Gunawan mengatakan, Pemda Pessel akan terus melakukan pembenahan dan penataan kawasan objek wisata Pasia Salido. Di lokasi itu, terdapat tempat pendaratan paralayang  dengan pantai yang indah.
So, Kalau bro and sis berkunjung ke Pantai salido, kalian akan di manjakan oleh belaian ombak dan patai yang bersih dari Pantai Salido nan elok ini.

Rabu, 24 Juni 2015

Brownies Coklat Lebaran



Buat sahabat sista yang suka dengan aneka kue, terutama yang berbau kue coklat. Disini saya punya resep brownies coklat panggang sederhana namun tetap enak. Untuk yang belum paham, perlu diperhatikan baik-baik dan dicoba langkah-langkah dibawah ini. Lanjuttt..........

Bahan :
– 200 gram mentega
– 200 gram dark cooking chocolate
– 150 gram gula pasir halus
– 120 gram tepung terigu
– 100 gram kacang almond, panggang, cincang
– 100 gram kacang almond, iris tipis
– 3 butir telur
– 1/2 sendok teh garam

Cara Membuat :
  • Lelehkan mentega, kemudian masukkan dark cooking chocolate, aduk hingga coklat meleleh.
  • Masukkan gula pasir halus, aduk rata sampai gula larut. Kemudian tambahkan telur, kocok hingga rata. Masukkan tepung terigu sedikit demi sedikit, aduk rata.
  • Setelah itu tambahkan cincangan kacang almond, aduk rata.
  • Tuang adonan ke dalam loyang berukuran 20x20x4 cm yang telah diolesi margarin dan dialasi dengan kertas roti terlebih dahulu. Lalu taburi bagian atas adonan dengan irisan kacang almond.
  • Panggang ke dalam oven dengan suhu 180 derajat celcius selama 45 menit atau hingga matang. Angkat dan dinginkan.
  • Potong-potong brownies menurut selera.
  • Brownies coklat panggang siap untuk dihidangkan

Selasa, 23 Juni 2015

Kapitan Patimura & Konspirasi





Tokoh Muslim ini sebenarnya bernama “Ahmad Lussy”, tetapi dia lebih dikenal dengan “Thomas Mattulessy” yang identik dengan nama Kristen.
Inilah Salah satu contoh deislamis…asi dan pengkhianatan kaum minor atas sejarah pejuang Muslim di Maluku atau Indonesia umumnya.
“Nunu oli Nunu seli Nunu karipatu Patue karinunu”
(Saya katakan kepada kamu sekalian (bahwa) saya adalah beringin besar dan setiap beringin besar akan tumbang tapi beringin lain akan menggantinya(demikian pula) saya katakan kepada kamu sekalian (bahwa) saya adalah batu besar dan setiap batu besar akan terguling tapi batu lain akan menggantinya).
Ucapan-ucapan puitis yang penuh tamsil itu diucapkan oleh Kapitan Ahmad Lussy atau dikenal dengan sebutan Pattimura, pahlawan dari Maluku.
Saat itu, 16 Desember 1817, tali hukuman gantung telah terlilit di lehernya. Dari ucapan-ucapannya, tampak bahwa Ahmad Lussy seorang patriot yangberjiwa besar. Dia tidak takut ancaman maut. Wataknya teguh, memiliki kepribadian dan harga diri di hadapan musuh. Ahmad Lussy juga tampak optimis.
Ahmad Lussy Pattimura (1783-1817)
Namun keberanian dan patriotisme Pattimura itu terdistorsi oleh penulisan sejarah versi pemerintah. M Sapija, sejarawan yang pertama kali menulis buku tentang Pattimura, mengartikan ucapan di ujung maut itu dengan “Pattimura-Pattimura tua boleh dihancurkan, tetapi kelak Pattimura-Pattimura muda akan bangkit”.
Namun menurut M Nour Tawainella, juga seorang sejarawan, penafsiran Sapija itu tidak pas karena warna tata bahasa Indonesianya terlalu modern dan berbeda dengan konteks budaya zaman itu.
Di bagian lain, Sapija menafsirkan, “Selamat tinggal saudara-saudara”, atau “Selamat tinggal tuang-tuang.” Ini pun disanggah Tawainella. Sebab, ucapan seperti itu bukanlah tipikal Pattimura yang patriotik dan optimis.
Puncak kontroversi tentang siapa Pattimura adalah penyebutan Ahmad Lussy dengan nama Thomas Mattulessy, dari nama seorang Muslim menjadi seorang Kristen. Hebatnya, masyarakat lebih percaya kepada predikat Kristen itu, karena Maluku sering diidentikkan dengan Kristen.
Muslim Taat Ahmad Lussy atau dalam bahasa Maluku disebut Mat Lussy, lahir di Hualoy, Seram Selatan (bukan Saparua seperti yang dikenal dalam sejarah versi pemerintah). Ia bangsawan dari kerajaan Islam Sahulau, yang saat itu diperintah Sultan Abdurrahman.
Menurut sejarawan Ahmad Mansyur Suryanegara, Pattimura adalah seorang Muslim yang taat. Selain keturunan bangsawan, ia juga seorang ulama. Data sejarah menyebutkan bahwa pada masa itu semua pemimpin perang di kawasan Maluku adalah bangsawan atau ulama, atau keduanya.
Bandingkan dengan buku biografi Pattimura versi pemerintah yang pertama kali terbit. M Sapija menulis, “Bahwa pahlawan Pattimura tergolong turunan bangsawan dan berasal dari Nusa Ina (Seram). Ayah beliau yang bernama Antoni Mattulessy adalah anak dari Kasimiliali Pattimura Mattulessy. Yang terakhir ini adalah putra raja Sahulau. Sahulau bukan nama orang tetapi nama sebuah negeri yang terletak dalam sebuah teluk di Seram Selatan.”
Ada kejanggalan dalam keterangan di atas. Sapija tidak menyebut Sahulau itu adalah kesultanan. Kemudian ada penipuan dengan menambahkan marga Pattimura Mattulessy. Padahal di negeri Sahulau tidak ada marga Pattimura atau Mattulessy. Di sana hanya ada marga Kasimiliali yang leluhur mereka adalah Sultan Abdurrahman.
Jadi asal nama Pattimura dalam buku sejarah nasional adalah karangan dari Sapija. Sedangkan Mattulessy bukanlah marga melainkan nama, yaitu Ahmad Lussy. Dan nama Thomas Mattulessy sebenarnya tidak pernah ada di dalam sejarah perjuangan rakyat Maluku.
Berbeda dengan Sapija, Mansyur Suryanegara berpendapat bahwa Pattimura itu marga yang masih ada sampai sekarang. Dan semua orang yang bermarga Pattimura sekarang ini adalah Muslim. Orang-orang tersebut mengaku ikut agama nenek moyang mereka yaitu Pattimura.
Masih menurut Mansyur, mayoritas kerajaan-kerajaan di Maluku adalah kerajaan Islam. Di antaranya adalah kerajaan Ambon, Herat, dan Jailolo. Begitu banyaknya kerajaan sehingga orang Arab menyebut kawasan ini dengan Jaziratul Muluk (Negeri Raja-raja). Sebutan ini kelak dikenal dengan Maluku.
Mansyur pun tidak sependapat dengan Maluku dan Ambon yang sampai kini diidentikkan dengan Kristen. Penulis buku ‘Menemukan Sejarah’ (yang menjadi best seller) ini mengatakan, “Kalau dibilang Ambon itu lebih banyak Kristen, lihat saja dari udara (dari pesawat), banyak Masjid atau Gereja? Kenyataannya, lebih banyak menara masjid daripada gereja.”
Sejarah tentang Pattimura yang ditulis M Sapija, dari sudut pandang antropologi juga kurang meyakinkan. Misalnya dalam melukiskan proses terjadi atau timbulnya seorang kapitan. Menurut Sapija, gelar kapitan adalah pemberian Belanda. Padahal tidak.

Perjuangan Kapitan Ahmad Lussy
Perlawanan rakyat Maluku terhadap pemerintahan kolonial Hindia Belanda disebabkan beberapa hal. Pertama, adanya kekhawatiran dan kecemasan rakyat akan timbulnya kembali kekejaman pemerintah seperti yang pernah dilakukan pada masa pemerintahan VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie).
Kedua, Belanda menjalankan praktik-praktik lama yang dijalankan VOC, yaitu monopoli perdagangan dan pelayaran Hongi. Pelayaran Hongi adalah polisi laut yang membabat pertanian hasil bumi yang tidak mau menjual kepada Belanda.
Ketiga, rakyat dibebani berbagai kewajiban berat, seperti kewajiban kerja, penyerahan ikan asin, dendeng, dan kopi. Akibat penderitaan itu maka rakyat Maluku bangkit mengangkat senjata. Pada tahun 1817, perlawanan itu dikomandani oleh Kapitan Ahmad Lussy.
Benteng Duurstude 1

Rakyat berhasil merebut Benteng Duurstede di Saparua. Bahkan residennya yang bernama Van den Bergh terbunuh. Perlawanan meluas ke Ambon, Seram, dan tempat-tempat lainnya.
Perlawanan rakyat di bawah komando Kapitan Ahmad Lussy itu terekam dalam tradisi lisan Maluku yang dikenal dengan petatah-petitih. Tradisi lisan ini justru lebih bisa dipertanggungjawabkan daripada data tertulis dari Belanda yang cenderung menyudutkan pahlawan Indonesia.
Benteng Duurstude 2

Di antara petatah-petitih itu adalah sebagai berikut:
“Yami Patasiwa
Yami Patalima
Yami Yama’a Kapitan Mat Lussy
Matulu lalau hato Sapambuine
Ma Parang kua Kompania
Yami yama’a Kapitan Mat Lussy
Isa Nusa messe
Hario,
Hario,
Manu rusi’a yare uleu uleu `o
Manu yasamma yare uleu-uleu `o
Talano utala yare uleu-uleu `o
Melano lette tuttua murine
Yami malawan sua mena miyo
Yami malawan sua muri neyo
(Kami Patasiwa
Kami Patalima
Kami semua dipimpin Kapitan Ahmad Lussy
Semua turun ke kota Saparua
Berperang dengan Kompeni Belanda
Kami semua dipimpin Kapitan Ahmad Lussy
Menjaga dan mempertahankan
Semua pulau-pulau ini
Tapi pemimpin sudah dibawa ditangkap
Mari pulang semua
Ke kampung halaman masing-masing
Burung-burung garuda (laskar-laskar Hualoy)
Sudah pulang-sudah pulang
Burung-burung talang (laskar-laskar sekutu pulau-pulau)
Sudah pulang-sudah pulang
Ke kampung halaman mereka
Di balik Nunusaku
Kami sudah perang dengan Belanda
Mengepung mereka dari depan
Mengepung mereka dari belakang
Kami sudah perang dengan Belanda
Memukul mereka dari depan
Memukul mereka dari belakang).”
Berulangkali Belanda mengerahkan pasukan untuk menumpas perlawanan rakyat Maluku, tetapi berulangkali pula Belanda mendapat pukulan berat. Karena itu Belanda meminta bantuan dari pasukan yang ada di Jakarta. Keadaan jadi berbalik. Belanda semakin kuat dan perlawanan rakyat Maluku terdesak.
Akhirnya Ahmad Lussy dan kawan-kawan tertangkap Belanda. Pada tanggal 16 Desember 1817 Ahmad Lussy beserta kawan-kawannya menjalani hukuman mati di tiang gantungan.
Nama Pattimura sampai saat ini tetap harum. Namun nama Thomas Mattulessy lebih dikenal daripada Ahmad Lussy atau Mat Lussy.
Menurut Mansyur Suryanegara, memang ada upaya-upaya deislamisasi dalam penulisan sejarah. Ini mirip dengan apa yang terjadi terhadap Wong Fei Hung di Cina.
Pemerintah nasionalis-komunis Cina berusaha menutupi keislaman Wong Fei Hung, seorang Muslim yang penuh izzah (harga diri) sehingga tidak menerima hinaan dari orang Barat. Dalam film Once Upon A Time in China, tokoh kharismatik ini diperankan aktor ternama Jet Li.
Dalam sejarah Indonesia, seperti halnya Pattimura, Sisingamangaraja yang orang Batak, sebenarnya juga seorang Muslim, karena mengibarkan bendera merah putih.
Ada apa dengan bendera merah putih? Mansyur merujuk pada hadits Imam Muslim dalam Kitab Al-Fitan Jilid X, halaman 340 dari Hamisy Qastalani. Di situ tertulis, Imam Muslim berkata:
“Zuhair bin Harb bercerita kepadaku, demikian juga Ishaq bin Ibrahim, Muhammad bin Mutsanna dan Ibnu Basyyar. Ishaq bercerita kepada kami. Orang-orang lain berkata: Mu’adz bin Hisyam bercerita kepada kami, ayah saya bercerita kepadaku, dari Qatadah dari Abu Qalabah, dari Abu Asma’ Ar-Rahabiy, dari Tsauban, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya Allah memperlihatkan kepadaku bumi, timur dan baratnya. Dan Allah melimpahkan dua perbendaharaan kepadaku, yaitu merah dan putih’.”
Benteng Victoria (sekarang menjadi Markas KODIM 733 Batalyon Masariku) sebagai saksi Sejarah Kegigihan Pattimura dalam mengusir penjajah dari tanah Maluku. Di depan benteng ini Pattimura dihukum Gantung…
Disadur dari https://mujahidinanonymous.wordpress.com

Sekilas Tentang Pesisir Selatan

Langkisau

Bukit Langkisau bukan sekadar untuk menikmati panorama. Para penggemar olahraga paralayang menjadikan bukit ini sebagai lokasi mereka “terbang”. Di kawasan ini komunitas paralayang biasa tampil.
Tak hanya itu, bukit ini pun menjadi lokasi acara-acara lomba paralayang hingga tingkat nasional dan internasional. Angin dan lokasinya memang cocok sebagai tempat melakukan paralayang.
Bahkan setiap tahunnya diadakan Festival Paralayang.
Pengunjung bisa saja mencoba sendiri paralayang. Terbang di atas lautan dan kota Painan tentu meninggalkan kesan lebih mendalam dibanding sekadar duduk-duduk menikmati panorama. Cobalah uji adrenalin dengan “terbang” dengan paralayang.
Tak bisa paralayang? Tenang saja, seperti paralayang di Puncak Pass, Jawa Barat, di sini Anda juga bisa melakukan paralayang secara tandem. Jika ini kali pertama Anda mencoba paralayang, ketegangan dan jantung berdebar sudah pasti, tetapi panorama yang menakjubkan menjadi bayaran setimpal.

Tambang Emas Salido (1669 - 1928)

Saat ini sedang heboh-hebohnya soal illegal mining emas di Solok Selatan, yang konon menghasilkan 60 kg emas perhari (!). Dikabarkan bahwa ada sekitar 300 eksavator yang mengeruk sepanjang Sungai Batang Hari yang melalui kabupaten tersebut. Konon lagi, penggantian Kapolda Sumbar beberapa waktu lalu juga terkait dengan soal emas ini. Tapi bagi ambo agak lucu juga kalau eksavator yang berjumlah ratusan itu disebut illegal. Karena yang illegal itu biasanya kan sembunyi-sembunyi. Nah, sekarang bagaimana caranya eksavator bekerja secara sembunyi-sembunyi? Mau datang lewat mana dia? Diantar pakai helikopter? BBM-nya beli dimana? Naik helikopter juga? welehweleh..


Ya, kita hentikan saja pembicaraan soal Solok Selatan. Pihak yang berwenang sedang mengurusnya. Yang jelas kasus ini mengingatkan ambo kepada tambang emas yang konon tertua di Indonesia, yaitu tambang emas Salido di dekat Painan.

Sebenarnya kemasyhuran pulau Sumatera sebagai Swarna Dwipa atau Pulau Emas sudah lama terdengar oleh bangsa Eropa melalui cerita-cerita para pelaut dari Timur. Konon para raja yang berkuasa di Swarna Dwipa menggunakan emas selain untuk alat tukar juga untuk menghias istana. Bahkan untuk melempari ikan di kolam di kerajaan Dharmasraya sang raja menggunakan batangan-batangan emas. Begitulah saking kayanya dengan emas. Sementara daerah yang dianggap sebagai biang emas adalah daerah di sepanjang aliran sungai ke Samudra Hindia yang berhulu di Bukit Barisan.

Salah satu negeri yang tercatat dalam catatan bangsa Eropa memiliki tambang emas itu adalah Salido. Dalam catatan kolonial disebut Salida. Berasal dari bahasa Portugis yang berarti Jalan Keluar. Memang Salida adalah pintu gerbang (atau jalan keluar) bagi bangsa Eropa untuk keluar dan masuk ke pulau Sumatera dari Loji/Benteng mereka yang berlokasi di Pulau Cingkuak. Pulau Cingkuak sendiri posisinya tepat berada di depan Salido. Nama Salida mulai populer ketika VOC mendapat konsesi untuk berdagang di pantai barat Sumatera melalui Perjanjian Painan pada Mei 1662.





Mandeh Resort
Mandeh merupakan kawasan wisata yang terletak di Kecamatan Koto XI Tarusan yang berbatas langsung dengan Kota Padang. Kawasan ini hanya berjarak 56 Km dari Padang dengan Luas ± 18.000 Ha dan waktu tempuh sekitar 56 menit. Kawasan Wisata Mandeh melingkupi 7 Kampung di 3 nagari yang dihuni oleh 9.931 jiwa penduduk dengan mata pencaharian bertani, berternak dan nelayan.
Objek wisata Kawasan Mandeh (Mandeh Resort) sudah dikenal baik tingkat nasional maupun Internasional dengan adanya investasi asing (Itali), mengembangkan resort wisata yang dikenal dengan Cubadak Paradiso. Bahkan Kawasan Mandeh telah menjadi destinasi utama kebijakan sector pariwisata kebaharian yang dimasukkan kedalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional (RIPPNAS) bersama biak dan Bunaken. Kawasan Wisata Mandeh sangat menjanjikan untuk dijadikan tujuan investasi.

My Profile


Name            : Hendri Marzuki
Date of birth : Salido, 02-02-1982
Religion        : Islam
Address         : Kp Luar Salido

Education 
Elementary School : SD Inpres No 22 Kp. Luar Salido
Junior High School : SMP N 1 Wonotiung Sitiung I
Senior High school : Vocational high school of I Painan
Bachelor degree      : STKIP PGRI West Sumatera

Cara Menghapal Vocabulary Otodidak

Dalam menguasai suatu bahasa, yang pertama kali di wajib diketahui adalah vocabulary (kosakata). Terkadang kita mengalami kesulitan di dalam menghapal suatu kosakata, dimana setelah kita hapal dan kemudian seiring dengan berlalu nya waktu, vocabulary yang telah kita hapal tersebut akan lupa. nah disini saya akan mencoba trik sederhana untuk menghapal kosakata,.
OK tanpa banyak mukadimah CHECK THIS OUT guys!!!!!!!!!!!

Peralatan yang dibutuhkan:
1. Kamus (kalau bisa karangan Hasan sadly)
2. buku tulis.
3. pena

cara kerja....
1. ketika akan tidur, hapal lah 5 buah kosakata baru
2. baca terus 5 kosakata tersebut sampai anda tidur
3. sewaktu bangun tidur, ketika anda belum mengucapkan apapun, ulanglah hapalan anda tersebut sebanyak 5 X
4. setelah merasa telah hafal, tulislah kosakata tersebut kedalam bentuk kalimat, walaupun kalimat yang akan ditulis menggunakan setengah bahasa indonesia dan setengah bahasa inggris

gampang kan caranya, apabila dalam 1 hari anda bisa menghapal sebanyak 5 kata, maka berapa kata yang bisa anda hapal dalam 1 minggu, 1 bulan, dst.....
COMMENT & SHARE PLEASE