Kamis, 02 Juli 2015

Tradisi "malamang" yang telah pudar

"Malamang" merupakan tradisi orang Minangkabau, khususnya masyarakat Pesisir Selatan hingga kini masih tetap menggelar setiap kali menyambut bulan suci Ramadhan dan hari-hari besar Islam , " ujar Rusli Datuk Batuah, seorang ninikmamak (kepala suku adat) di kabupaten itu, Senin.

Seperti biasa, memasak pengananan dari beras ketan itu (Malamang) dilakukan warga se pekan hingga se hari menjelang masuknya hari-hari besar dan bulan suci Ramadhan. Namun, yang paling banyak dilaksanakan pada satu hari menjelang Ramadhan dan hari-hari besar Islam tersebut.
"Malamang" merupakan tradisi yang telah dilaksanakan sejak masa nenek moyang masyarakat Pesisir Selatan dahulunya. "Lamang" dimasak oleh kaum ibu. Sedangkan kaum bapak juga mendapat tugas membeli daging sapi yang dipotong diberbagai pasar tradisional sebagai persiapan menu untuk berdoa bersama di rumah masing-masing, " kata dia.

Setelah proses "Malamang" selesai, pada malam harinya warga juga melakukan do'a bersama dengan memanggil seorang ulama untuk memimpin do'a bersama dengan tetangga lainnya.

Penganan yang terbuat dari beras ketan itu dimasak di luar rumah dengan menggunakan bambu yang dipotong pada ruasnya. Cara memasaknya sedikit agak sulit bagi yang belum terbiasa karena di saat-saat tertentu "Lamang" membutuhkan api besar dan kecil, maka itu tidak semua ibu-ibu di kabupaten itu saat ini bisa memasaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

COMMENT & SHARE PLEASE